• Language
    •  Indonesia
    •  English
    •  Arabic
Masuk Daftar
  • Home
  • Program
  • Donasi
  • Artikel
  • Tentang Kami

Inspirasi Dari Pak Lani Penjual Bakso: Penyakit Jantung Bukan Akhir Kehidupan

Wali Umat – Pak Lani (58 tahun) mengidap penyakit jantung, namun tetap berjuang untuk menghidupi anaknya yang berkebutuhan khusus. Pak Lani tidak hanya menghadapi penyakitnya, tetapi juga harus merawat Alfian, anaknya yang berusia 28 tahun. Alfian, yang mengalami kelumpuhan pada kaki dan tidak dapat berbicara, membutuhkan perhatian penuh dari orang tuanya.

Setiap hari, meskipun tubuhnya lemah karena penyakit jantung yang sudah dideritanya selama 4 tahun tanpa pengobatan, Pak Lani tetap setia menjalankan tugasnya sebagai penjual bakso keliling. Meski sering kali harus berhenti sejenak untuk menahan sakit pada dadanya, ia tidak pernah menyerah. Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat Pak Lani sedang tertunduk, berpegangan pada gerobak pikulnya untuk mengurangi rasa sakit saat penyakit jantungnya kambuh. Namun, semangatnya untuk terus berjuang demi keluarga tidak pernah luntur.

Apa yang bisa kita pelajari dari semangat Pak Lani ini? Di tengah keterbatasan fisik dan tekanan hidup, ia tetap melawan rasa sakit demi anaknya. Pak Lani adalah contoh nyata dari sebuah perjuangan yang tidak mengenal kata menyerah, bahkan ketika tubuhnya mulai lelah dan sakit. Bagi kita, terutama yang sedang berada dalam situasi sulit, kisah Pak Lani adalah pengingat bahwa tidak ada yang lebih berharga daripada keberanian untuk terus berjuang, meskipun kondisi tidak mendukung.

Memang, penyakit jantung bukan perkara sepele. Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI (2023), penyakit jantung koroner adalah penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Gejalanya bisa sangat melemahkan: sesak napas, nyeri dada, kelelahan berlebih. Apa yang dialami Pak Lani—berjualan sambil menahan sakit—adalah bentuk ketangguhan yang luar biasa. Kita yang sehat, mestinya merasa malu jika masih sering menyerah dalam menghadapi tantangan kecil dalam hidup.

Bagi banyak orang yang merasa hidup mereka terhalang oleh masalah, termasuk penyakit, kisah Pak Lani bisa menjadi pelajaran berharga. Banyak orang yang dengan mudah menyerah pada tantangan hidup, padahal sejatinya setiap masalah yang datang adalah bagian dari proses hidup yang harus dijalani dengan penuh kesabaran dan ketabahan. Dalam Islam, ujian hidup termasuk penyakit, justru merupakan kesempatan bagi seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperbaiki diri.

Apalagi, di tengah kondisi yang memang tidak menentu, makin banyak orang yang mudah terjebak pada putus asa. Berdasarkan laporan WHO (2022), kasus bunuh diri akibat tekanan mental dari penyakit kronis semakin meningkat. Banyak orang merasa penyakit adalah akhir dari segalanya. Padahal, Islam mengajarkan sebaliknya: penyakit adalah ujian, bukan akhir.

Sakit Untuk Bangkit


Pak Lani yang menggendong anaknya Alfian, yang disabilitas. Sumber: Tangkapan layar postingan Instagram Wali Umat

Dalam Islam, penyakit tidak dianggap sebagai akhir dari kehidupan, justru, penyakit bisa menjadi cara Allah untuk menghapus dosa-dosa kecil seorang hamba dan sebagai bentuk kasih sayang-Nya kepada umat-Nya. Rasulullah SAW bersabda:

"Apabila seorang hamba terkena penyakit, maka Allah menghapuskan dosa-dosanya sebagaimana pohon menghembuskan daunnya." (HR. Bukhari)

Penyakit bisa menjadi bentuk ujian bagi umat Islam, di mana sabar dalam menghadapi penyakit akan mendatangkan pahala yang besar di sisi Allah. Dalam surat Al-Baqarah ayat 155, Allah Swt. berfirman, 

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.

Ayat ini mengajarkan kita bahwa setiap ujian, termasuk penyakit, merupakan keniscayaan. Pun, kalaupun ditimpa penyakit, sejatinya takkan lebih dari kapasitas seseorang. Dalam ayat lainnya, Allah Swt. menegaskan, “Tidaklah Allah Swt. membebani hamba-Nya melebihi kemampuannya..” sebagaimana termaktub dalam QUr’an Surat Al-Baqarah ayat 286. Oleh karena itu, meskipun kita menghadapi tantangan yang besar, sebenarnya tak alasan untuk berputus asa. Allah Swt. tidak akan memberikan ujian yang melebihi kemampuan kita untuk menghadapinya.

Penyakit juga bisa menjadi ladang pahala jika kita menghadapinya dengan sabar dan tawakal kepada Allah. Rasulullah SAW juga bersabda:

"Sesungguhnya bagi setiap orang yang sakit ada pahala yang lebih besar daripada pahala orang yang sehat, selama dia sabar." (HR. Ahmad)

Bagi Pak Lani, penyakit jantung yang dideritanya bukanlah akhir dari kehidupan. Ia tetap berjuang, meskipun tubuhnya merasa lelah dan sakit. Pak Lani telah menunjukkan kepada kita bahwa semangat hidup yang tinggi dan rasa tanggung jawab terhadap keluarga adalah bentuk jihad yang mulia.

Hal ini perlu diulang-ulang untuk memotivasi saudara atau teman kita. Pasalnya, banyakl orang yang merasa ujian yang diberikan terlalu berat dan akhirnya memilih berhenti berjuang. Bahkan, beberapa orang merasa bahwa hidup tidak lagi berarti ketika penyakit datang menimpa. Namun, apa yang tidak mereka sadari adalah bahwa setiap masalah yang datang adalah bagian dari perjalanan hidup yang harus dijalani dengan hati yang ikhlas dan penuh harapan.

Tentu saja, tidak mudah untuk menghadapi penyakit atau ujian hidup lainnya. Namun, kita harus selalu ingat bahwa Allah tidak akan memberikan ujian yang tidak dapat kita tanggung. Dalam setiap kesulitan, pasti ada jalan keluar yang telah Allah siapkan. Hal ini diungkapkan dalam surat At-Tawbah ayat 51:

"قُل لَّن يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا"

"Katakanlah, tidak akan menimpa kami kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagi kami."

Penyakit atau kesulitan hidup bukanlah akhir dari segalanya. Kita bisa mengambil hikmah dari setiap ujian yang datang. Pak Lani, dengan segala keterbatasannya, menunjukkan kepada kita hidupnya tetap bernilai meski seseorang dilanda penyakit atau masalah yang besar. Dengan sabar, berjuang, dan terus berusaha, kita bisa melewati setiap cobaan dengan penuh keikhlasan.

Perjuangan Pak Lani tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk keluarga yang sangat ia cintai. Seperti halnya Jenderal Sudirman, yang tetap berjuang dalam keadaan sakit demi kemerdekaan bangsa, Pak Lani juga berjuang untuk memberi nafkah bagi anaknya yang berkebutuhan khusus. Meskipun kondisinya sangat terbatas, ia tetap melakukan apa yang bisa ia lakukan untuk memastikan anaknya mendapatkan kehidupan yang layak. Dalam perjuangannya ini, Pak Lani telah menunaikan bentuk jihad yang luar biasa.

Jihad, dalam pengertian yang lebih luas, bukan hanya terbatas pada perang fisik, tetapi juga mencakup perjuangan hidup sehari-hari. Dalam surat Al-Ankabut ayat 59, Allah Swt berfirman,

وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.

Jihad yang dimaksud di sini adalah perjuangan untuk menjalani kehidupan dengan prinsip-prinsip Islam, meskipun kita menghadapi berbagai kesulitan – menerimanya dengan keridhoan sebagai ketetapan Allah Swt. kemudian bersungguh-sungguh untuk keluar dari kondisi sulit tersebut, dan diiringi dengan tawakkal pada Allah Swt.. Pak Lani telah menunjukkan kepada kita bahwa berjuang untuk keluarga, tidak peduli seberapa besar tantangan yang ada, adalah bentuk jihad yang mulia. Ia memilih untuk terus berusaha, meskipun kondisi tubuhnya tidak mendukung, demi melihat anaknya hidup dengan lebih baik.

Pak Lani mengajarkan kita banyak hal, terutama tentang arti ketabahan dan perjuangan dalam menghadapi hidup. Ia menunjukkan bahwa tidak ada alasan untuk menyerah hanya karena kita mengalami kesulitan atau sakit. Dalam hidup, kita akan selalu menghadapi tantangan, namun yang membedakan adalah bagaimana kita menyikapinya.

Jika Pak Lani yang mengidap penyakit jantung pun bisa terus berjuang, mengapa kita yang dalam kondisi sehat tidak bisa berjuang meningkatkan kualitas hidup kita? Mari kita ingat bahwa hidup ini adalah perjalanan yang penuh dengan cobaan, namun setiap cobaan bisa menjadi jalan menuju kemenangan, selama kita tidak menyerah.

Jangan biarkan masalah atau penyakit menghentikan langkah kita. Seperti yang diajarkan dalam Islam, kita harus selalu berusaha, berdoa, dan tawakal kepada Allah Swt.. Selama kita berusaha, Allah Swt. akan senantiasa memberikan jalan keluar dan keberkahan.



Share This