Yurika, Bocah Penjual Tisu yang Di-Bully Teman-Temannya, Bagaimana Seharusnya Sikap Kita?
Sempat
viral sebuah video di internet, seorang konten kreator akun TikTok @
yoenik.apparel membagikan cerita seorang anak yang dibully. Dalam konten
itu, ia membelikan jajanan untuk anak kecil penjual tisu. Sang anak
yang bernama Yurika, mengatakan bahwa dalam sehari ia menjual tisu
bersama kawannya dengan harga 5 ribu per bungkus. Yurika dan temannya
menjual tisu mulai pukul 1 siang, sampai dagangannya habis.
Rupaya,selain menjual tisu, Yurika memiliki kehidupan yang tidak mudah. Di sekolah, ia sering dibenci dan di-bully oleh teman-temannya. Yurika sering diejek bahwa ia bau kotoran.
Yurika berkata, “Aku lagi diam, terus temen-temen aku bilang. Yurika mah bau tai,”
Yurika Mendapatkan Perlakuan Bullying Verbal
Ilustrasi
Mungkin kita anggap fenomena itu hanya untuk bercanda. Namun, jika anak merasa tidak berkenan dan bahkan mengatakan sendiri bahwa ia dibully, tindakan teman-teman Yurika tidak bisa dibenarkan. Bahkan, mengatakan seseorang bau kotoran bisa masuk ke bullying secara verbal jika ada maksud untuk merendahkan.Menurut website mcmillenhealth.org, penindasan (bullying) verbal adalah ketika seseorang menggunakan perkataan secara verbal untuk menyakiti, melecehkan, atau menakut-nakuti orang. Bullying dengan kata-kata ini membuat target merasa malu, terhina, bahkan ketakutan.
Dalam video di atas, Yurika mengaku sudah melapor kepada guru, namun gurunya tidak percaya. Yurik menyampaikan kepada teman-teman yang membully nya melalui video:
“Teman-teman, jangan ngebully aku ya. Kita semua sama”
Bullying biasanya dilakukan oleh pihak yang merasa lebih kuat kepada pihak yang lebih lemah. Bullying baik di sekolah, lingkungan pergaulan atau di mana saja tidak bisa disikapi secara remeh karena dapat berakibat buruk kepada target.
Bullying Bisa Berdampak Buruk Bagi Anak
Foto: Unsplash / Lucas
Dampak Bullying yang dikutip dari umsu.ac.id:
1. Bullying Dapat Mengganggu Emosi dan Mental
Bullying bisa menimbulkan gangguan emosional dan mental pada korban/target. Orang-orang yang menjadi korban bullying bisa mengalami depresi, kecemasan, stres, dan kehilangan rasa percaya diri. Tentunya ini bukan hal baik dalam perkembangan anak. Korban juga bisa mengalami isolasi sosial, kesepian, dan penurunan kualitas hidup.
2. Bullying Bisa Mempengaruhi Performa Akademik
Anak-anak yang mengalami bully bisa mengalami kesulitan dalam belajar, sulit untuk fokus dan bergabung dalam lingkungan belajar. Akibatnya, anak-anak bisa saja tidak mau sekolah, atau turun minat terhadap belajar, hingga performa akademis menjadi menurun.
3. Bullying dapat Menyebabkan Gangguan Hubungan dan Sosial
Karena bullying, korban bullying dapat menghindarkan diri dari aktivitas atau hubungan sosial. Dengan kesulitan untuk mempercayai orang lain, menjalin pertemanan, atau interaksi sosial, bisa ada dampak pada kualitas hubungan dan interaksi sosial di masa depan.
Sebaiknya, sekolah dan orang tua memperhatikan kasus bullying secara lebih serius agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada korban bullying.
Apa yang Harus dilakukan Pihak Sekolah?
Tiap sekolah hendaknya memberikan bimbingan tentang anti-bullying, menindak tegas pembullyan, dan menciptakan lingkungan yang aman dari bullying.
Apa Sikap Kita Sebagai Orang Tua?
Sebagai orang tua, jangan biarkan anak kita membully anak orang lain. Bayangkanlah jika anak kita sendiri yang ditindas oleh orang lain, tentu kita tidak akan terima.
Jika anak kita sendiri yang dibully, dikutip dari haibunda.com, menurut Sani Budianti, S.Psi, Psi, sebagai orang tua kita harus mengenali dulu perubahan pada anak. Kemudian, kita harus mengakomodasi perasaan anak hingga anak kita tenang. Selanjutnya, barulah pihak oran tua melakukan komunikasi kepada pihak-pihak tertentu, seperti sekolah dan orang tua murid yang membully.
Setiap anak berharga dan berhak mendapatkan masa depan yang cerah. Jangan sampai kebahagiaan mereka terenggut karena perbuatan bullying.