Tinggal Sebatang Kara, Nenek Iman Hanya Makan Dedaunan dari Sawah: Saatnya Kita Lebih Peka kepada Lansia di Sekitar Kita
Akun Instagram @ partners_in_goodness membagikan sepotong kecil kehidupan Mbah Iman Musraji, perempuan lansia usia 75 tahun yang tinggal seorang diri setelah suami dan kedua anaknya meninggal dunia. Seorang anaknya yang masih hidup, kini sakit-sakitan sehingga tidak bisa menjenguknya.
Mbah Iman tinggal di Tegal Salam, Kadibolo, Wedi, Klaten, Jawa Tengah. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seorang diri, Mbah Iman mencari sisa padi hasil panen orang lain (ngasak). Kemudian, ia menjualnya dengan hasil yang tidak seberapa. Ketika sudah tidak ada lagi lauk yang dimakan, mbah Iman mengambil dedaunan yang ada di sawah untuk kemudian dimasak dan dimakan.
Mbah Iman tidak bisa ngasak setiap hari, melainkan ketika musim panen, 3 bulan sekali. Sebagian hasil Ngasak yang beliau dapat, akan beliau jual, dan sebagian lainnya beliau gunakan untuk makan sendiri. Sehari-harinya, Mbah Iman juga menggunakan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dari pemerintah yang diberikan tiap bulannya.
Lansia-lansia seperti Mbah Iman mungkin terlupakan oleh kita yang setiap harinya sudah sibuk dengan kegiatan yang melelahkan. Namun, coba ingat-ingat kembali, di sekitar kita mungkin ada banyak lansia yang membutuhkan uluran tangan dan kepedulian kita sebagai sesama manusia.
Kondisi Lansia Berbeda dengan Orang-Orang di Usia Muda
Sebelumnya, perlu kita ketahui dulu kondisi kebutuhan-kebutuhan lansia yang berbeda dengan kebutuhan manusia di usia muda, atau yang masih berada di bawah usia lanjut. Kondisi psikis dan fisik lansia sudah tidak sama lagi, dengan penurunan fungsinya.
Dikutip dari karya tulis sarjana Psikologi Ihwan Sidiq Nugroho yang dipublikasikan melalui golantang.bkkbn.id, kondisi fisik lansia menurun secara berlipat seperti tenaga yang berkurang, kulit semakin keriput, gigi mulai rontok, tulang semakin rapuh, dan sebagainya. Sementara itu, kondisi psikis biasanya mulai turun seperti ketergantungan pada orang lain semakin bertambah, cenderung menarik diri dari masyarakat, meningkatnya emosi dan sensitivitas, dan bisa pula muncul depresi. Oleh karena itu, lansia perlu diajak keterlibatannya dengan masyarakat supaya tidak merasa kesepian.
Jika Ada Lansia Sebatang Kara, Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Ilustrasi mengunjungi lansia (Foto:Dokumentasi Kemenko PMK)
Biasanya, jika ada lansia yang hidup seorang diri, ada tetangga sekitar yang kerap menengok dan membantu kebutuhan-kebutuhannya. Selain bantuan dari pemerintah, dikutip dari geriatri.id, lansia butuh dikunjungi untuk melihat apakah kondisinya sehat, obat-obatan apa saja yang dibutuhkan, apakah kebersihan tempat tinggalnya sudah layak.
Lansia butuh untuk tetap berpola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bernutrisi cukup, istirahat yang cukup, aktif secara fisik, dan tidak mengonsumsi alkohol. Jika lansia sakit, sebaiknya kita sudah melakukan antisipasi, seperti memikirkan akomodasi untuk pertolongan kesehatan.
Selain itu, lansia juga butuh untuk didengarkan. Jika berkunjung, sesekali berbicara dan dengarkanlah keluh kesah lansia, supaya lansia tidak merasa stres dan kesepian. Tak hanya lewat kunjungan, jika kita terlalu sibuk, kita juga bisa mengecek kesehatannya melalui panggilan telepon.
Jika Kita Menolong Orang Lain, Allah Akan Angkat Kesulitan Kita
Ilustrasi relawan membantu lansia (Foto: Istimewa)
Ada banyak sekali peluang berbuat kebaikan di sekitar kita, salah satunya dengan menolong lansia yang sudah renta. Jika kita pernah merasa di titik terendah dan terlalu sulit dengan kehidupan sendiri, mungkin inilah saatnya kita menengok kepada sanak saudara dan tetangga kita. Sesibuk dan sesulit apapun hidup kita, ingatlah bahwa jika kita membantu orang lain, Allah akan membantu juga urusan kita. Mudah-mudahan kesulitan hidup kita diangkat oleh Allah SWT, dan kita mendapatkan kebahagiaan di dunia dan juga di akhirat.
“Barangsiapa yang membantu menghilangkan satu kesedihan (kesusahan) dari sebagian banyak kesusahan orang mukmin ketika didunia maka Allah akan menghilangkan satu kesusahan (kesedihan) dari sekian banyak kesusahan dirinya pada hari kiamat kelak.
Dan barangsiapa yang memberikan kemudahan (membantu) kepada orang yang kesusahan, niscaya Allah akan membantu memudahkan urusannya di dunia dan di akhirat. Dan barangsiapa yang menutup aib orang muslim, niscaya Allah akan menutup aibnya dunia dan akhirat. Sesungguhnya Allah akan selalu menolong seorang hamba selama dia gemar menolong saudaranya” - (HR. Muslim).