Kisah Cerdas Tukang Becak Berkurban Kambing Tiap Tahun
Sebentar lagi, kita sebagai umat muslim akan merayakan hari Raya Idul Adha dan juga berkurban. Kurban bisa dilakukan oleh muslim siapapun yang menyisihkan sebagian rezekinya, tanpa memandang jenis pekerjaan dan status sosial.
Ustadz Buya Yahya dalam kanal YouTube Al Bahjah TV menceritakan ada seorang tukang becak berkurban dengan cara yang cerdas. Setiap tahunnya, ia bisa berkurban dua kambing yang besar.
Berkurban Tiap Tahun dengan Cerdas
Ternyata, sang tukang becak tak langsung membeli hewan kurban yang besar mendekati hari Kurban, melainkan membeli kambing berukuran kecil dengan harga yang bisa dijangkaunya.
Bukankah kambing yang belum cukup umur tidak bisa disembelih untuk berkurban? Iya, benar.
Tukang becak itu membeli kambing kecil selepas bulan Dzulhijjah. Ia merawat kambing-kambing kecil yang sudah dibelinya, untuk dikurbankan ketika sudah besar pada hari raya Idul Adha berikutnya.
Ia memberi kambing-kambing itu makanan rumput selepas menarik becak. Ketika kambing-kambing sudah besar, ada kambing yang dikurbankan, dan ada kambing yang dijual pada musimnya orang membeli hewan kurban, sehingga harga kambing lebih tinggi daripada bulan-bulan biasa.
Uang berjualan kambing itulah yang akan dipakai untuk membeli lagi kambing yang kecil-kecil setelah perayaan idul adha untuk berkurban tahun depannya lagi. Dengan kecerdasannya, Ia bisa berkurban setiap tahun dengan kondisi kambing yang besar-besar.
Kurban dengan Sungguh-Sungguh Mempercepat Pengabulan Doa
Foto: Unsplash / Qamma Farm
Bergembiralah orang yang bersungguh-sungguh melaksanakan ibadah kurban karena Allah akan menerima takwanya.
Ustadz Adi Hidayat dalam kajian YouTube mengatakan, ibadah kurban bisa menjadi sebuah wasilah untuk berikhtiar supaya kita mendekat kepada Allah. Dengan pendekatan kita kepada Allah, satu hikmahnya kita bisa berdoa kepada Allah dan Allah mempercepat doa itu bisa terkabul.
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik”
(QS. Al-Hajj: 37)
Dalam berkurban, yang sampai kepada Allah bukanlah darah atau daging kurbannya, melainkan ketakwaannya. Takwa menunjuk kepada kesungguhannya, keseriusan dalam berkurban, termasuk dalam proses untuk mendapatkan hewan kurban tersebut.
Takwa diupayakan dengan memilih hewan kurban secara serius, hewan yang sehat dan cukup umur seperti dalam kriteria hewan kurban yang disyariatkan. Merawat hewan kurban dengan kasih sayang juga salah satu bentuk mencapai ketakwaan tersebut.